Putri Zulkifli Hasan Dorong Percepatan Pendanaan dan Kerja Sama Internasional untuk Pengembangan PLTS di Bali
Wakil Ketua Komisi XII DPR RI, Putri Zulkifli Hasan, saat memimpin rapat dengar pendapat dengan Pemerintah Daerah Bali, PLN Unit Induk Distribusi (UID), PT Medco, dan sejumlah pemangku kepentingan terkait di kantor PLN UID Bali, Jumat (15/11/2024). Foto: Ria/vel
PARLEMENTARIA, Bali – Wakil Ketua Komisi XII DPR RI, Putri Zulkifli Hasan, menyatakan dukungannya terhadap percepatan pendanaan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) melalui kerja sama PLN dengan pihak swasta dan internasional.
Hal tersebut disampaikan Putri dalam rapat dengar pendapat dengan Pemerintah Daerah Bali, PLN Unit Induk Distribusi (UID), PT Medco, dan sejumlah pemangku kepentingan terkait di kantor PLN UID Bali, Jumat (15/11/2024).
Putri Zulhas, sapaan akrabnya, mencontohkan kolaborasi antara PLN UID Bali dengan PT Medco. Ia berharap kerja sama dengan pihak swasta ini dapat mempercepat implementasi energi terbarukan di Indonesia, khususnya Bali.
"Jika kita bisa berkolaborasi dengan pihak swasta, mudah-mudahan ke depannya kerja sama ini bisa diperluas di seluruh Indonesia, tidak hanya di Bali," ujarnya.
Untuk mendukung percepatan tersebut, Putri yang juga menjabat Ketua Fraksi PAN DPR RI, menyoroti pentingnya reformasi regulasi dan penyederhanaan aturan. Ia menegaskan bahwa Komisi XII berkomitmen mempercepat pembahasan dan pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) terkait energi terbarukan dalam periode ini.
Dalam pertemuan itu, sejumlah tantangan dalam pengembangan PLTS turut disampaikan, salah satunya adalah persoalan infrastruktur dan keterbatasan lahan.
“Tadi dijelaskan bahwa rule of thumb untuk membangun pembangkit listrik tenaga surya membutuhkan sekitar 1 hektare lahan untuk 1 MW kapasitas. Bayangkan, berapa banyak lahan yang harus disediakan, apalagi di Bali, di mana lahan terbatas dan biaya sangat tinggi. Kalau ada lahan, biasanya lebih diprioritaskan untuk kebutuhan komersial," jelas Putri.
Selain keterbatasan lahan, isu lingkungan juga menjadi tantangan besar. Komisi XII bermitra dengan Kementerian Lingkungan Hidup untuk memastikan bahwa pengembangan energi terbarukan tetap mengutamakan keberlanjutan lingkungan.
Putri menambahkan bahwa Indonesia menargetkan bebas emisi pada tahun 2060, sehingga pengembangan energi hijau menjadi sangat penting. Salah satu proyek percontohan yang sedang berlangsung di Bali adalah penggunaan Battery Energy Storage System (BESS), yang berfungsi seperti "powerbank" untuk menyimpan energi dan menggunakannya pada malam hari.
“Pasokan energi terbarukan memang tidak stabil dan sangat tergantung cuaca. Oleh karena itu, teknologi penyimpanan energi seperti BESS sangat diperlukan," tegasnya. (rnm/rdn/aha)